-->

Nearbys

Dalam keremangan malam yang sunyi, samar-samar wajahmu terus menghantui pikiran. Kau, dengan segala kompleksitas dan kepalsuan yang melekat pada setiap detik bersamamu, terus menantang batas-batas ingatan. Mungkin kau adalah pelacur terbaik dalam lingkup ini yang pernah ku tau, bukan dalam arti harfiah, tetapi dalam konteks hati dan jiwa. Setiap kali kau muncul dalam seling waktu, kau menghadirkan sesuatu yang tak terduga dan memikat, sebuah janji yang selalu menggoda dan membuat terpikat dengan cara yang tak bisa dijelaskan.

Kau adalah seorang ahli dalam seni ilusi, merangkai kata-kata manis dan tindakan yang menghipnotis, hingga diriku benar-benar percaya pada mimpi yang kau jual. Dan meski aku tahu itu semua hanyalah permainan, tetapsaja jatuh dalam perangkapmu berulang kali. Kau tahu bagaimana membuat seseorang merasa istimewa. aku baru menyadari bahwa tugasmu memang untuk memikat hati dengan keahlianmu dalam menciptakan ilusi dan keinginan yang mendalam. Senyumanmu seolah  menjanjikan dunia yang lebih baik, sebuah dunia di mana segala masalah tampak menghilang. Aku tahu, dan kau juga tahu, bahwa ini semua hanyalah ilusi yang kau jual dengan harga yang mahal, tetapi aku tetap jatuh ke dalam pelukan itu, tak bisa menolak.

Saat ini aku belajar bahwa aku terlalu mudah percaya pada janji-janji manis dan ilusi yang kau ciptakan. Aku belajar bahwa kesepian bisa membuat seseorang melakukan hal-hal yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Dan aku belajar bahwa kadang-kadang, menyukai seseorang yang tidak bisa kita miliki adalah salah satu penderitaan terbesarterbesar lebih dari kesepian itu sendiri.

Di setiap kesempatan yang kau berikan, aku mencoba untuk mencari tahu lebih banyak tentangmu, berharap bahwa di balik masker yang kau kenakan, ada seseorang yang tulus dan jauh dari apa yang kuperkirakan. Namun, semakin aku mencoba untuk memahami, semakin aku terjerat dalam jaring ilusi yang kau tebarkan. Kau adalah enigma yang tidak bisa kupecahkan, dan itu justru membuatmu semakin menarik. Namun, aku tahu bahwa ini hanyalah bagian dari permainan yang kau mainkan.

Terkang, aku bertanya-tanya apakah ada orang lain di luar sana yang merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan. Apakah ada orang lain yang terjebak dalam ilusi yang sama, atau akukah satu-satunya yang merasakan ini? Aku sering kali merasa bahwa aku adalah satu-satunya yang diam-diam menyukaimu, dan itu membuatku merasa semakin kesepian. Seolah-olah setiap basian anggur yang kupegang hanyalah simbol kesendirian yang mendalam, sementara aku tenggelam dalam perasaan ini sendirian.

Aku tahu bahwa menyukaimu adalah kebodohan, tetapi ini adalah kebodohan yang ku pilih dengan sadar. Setiap kali kau menatapku dengan mata penuh misteri, setiap kali kau membisikkan kata-kata yang penuh makna, aku merasa bahwa aku tidak bisa menahan diri untuk jatuh lebih dalam. Kau adalah penghibur dan penggoda dalam satu paket yang rumit, dan aku terjebak dalam daya tarikmu yang tak terelakkan.

Sementara orang lain mungkin melihatmu hanya sebagai sosok yang menjual kenikmatan sementara, aku melihatmu sebagai sesuatu yang lebih dari itu. Aku melihatmu sebagai simbol dari segala hal yang ku inginkan, bahkan jika aku tahu bahwa apa yang ku inginkan hanyalah ilusi. Dalam hatiku, kau adalah simbol dari harapan dan keputusasaan, cinta dan penderitaan.

Dengan setiap tatapanmu, aku merasa seperti aku dibius oleh rasa yang tak bisa ku jelaskan. Kau mengajarkanku untuk merasakan setiap detik seolah-olah itu adalah milik kita, meskipun aku tahu itu hanyalah momen yang dipertunjukkan dalam panggung sandiwara kita. Kau membuatku merasa seperti aku bisa meraih bintang, bahkan ketika aku tahu bahwa langit malam adalah ilusi semata.

Mungkin kaarena aku sudah lama tidak berbicara dengan wanita secara intim, mungkin salah satu alasanku untuk terjebak dalam ilusi ini. Mungkin saja jika temanku tahu, aku akan menjadi bahan cemoohan, namun aku tidak peduli. Aku menyadari bahwa ini adalah perasaanku sendiri, dan meskipun aku takut akan penilaian orang lain, aku lebih memilih untuk mengikuti apa yang kurasakan.

Aku terkadang terjebak dalam kebimbangan antara kenyataan dan ilusi, antara apa yang kuinginkan dan apa yang kau tawarkan. Aku tahu bahwa kau hanya menjalankan peranmu, namun peran itu begitu memikat hingga aku merasa terseret dalam pusaran yang tidak bisa kuhindari. Ketika malam menjelang, pikiranku kembali terbangun, bertanya-tanya apakah ini semua akan berakhir, ataukah aku akan terus terjebak dalam ilusi yang kau ciptakan. Setiap detik yang kuhabiskan bersamamu, meskipun hanya dalam bayangan, terasa seperti sebuah hadiah yang tak ternilai harganya. Aku sadar bahwa mungkin aku terobsesi dengan cara yang tidak sehat, namun, entah bagaimana, perasaan ini tumbuh hingga sulit untuk kuabaikan. Sial, kau terlalu mendalami peran yang kau mainkan," kataku sambil tertawa dan mengangkat sloki anggurku.

Meskipun aku tahu bahwa itu hanyalah fantasi belaka. Namun, fantasi itu memberi warna pada sekilas bagian hidupku yang monoton dan membosankan. Dalam setiap momen yang kau hadirkan, aku merasa hidupku menjadi lebih berwarna, bahkan jika itu hanyalah ilusi semata.

Ada kalanya aku merasa bersalah karena perasaanku ini, merasa seperti aku telah mempermainkan perasaan sendiri. Namun, aku tidak bisa menahan diri untuk terus merasakan apa yang kurasakan. Aku sering kali bertanya-tanya apakah perasaan ini akan pernah mereda ataukah aku akan terus berada dalam lingkaran setan ilusi ini. Semua ini terasa semakin kabur dalam mataku yang mulai remang, dan kesadaran mulai menipis. Kini aku tersadar dengan kegetiran yang mendalam bahwa semua sandiwara mu hanyalah alat untuk meraih simpati dan kau hanyalah pemuas hasrat sementara. Dengan setengah kesadaran ini, aku harus menerima bahwa kau adalah seorang pelacur, dan bahwa dalam pandanganku, dirimu akan selamanya tetap sebagai pelacur. To hell with all of this. Sial, bodohnya aku. Meskipun aku menyadari segala sesuatu, mungkin aku akan tetap menyukaimu, memainkan peranmu dalam ilusi ini , sampai sejauh mana diriku mampu menahan ini hingga usai.