-->

Bed of Roses


 -Pertemuan kita yang singkat mungkin hanya sekilas, tetapi dampaknya terasa begitu mendalam.-

Di bawah sinar temaram lampu kamar, aku terduduk di pojok ruangan dengan sebatang rokok di sela-sela jari, menatap lurus ke dalam ruangan yang dihiasi dengan kecantikan dan misteri. Setiap malam, ruangan ini menjadi panggung di mana dia, bunga ranjang, menari dalam kegelapan. Melihatnya, aku sering kali merasa seperti seorang pengembara yang tersesat di tengah padang pasir, mendambakan tetes air yang tak pernah ada. Seolah dunia ini hanyalah bagian dari ilusi yang dia ciptakan, dan aku adalah penonton yang terjebak dalam kisah yang tak pernah berujung.

Malam itu, dengan kesadaranya yang mulai menipis, matanya yang mulai segaris, badannya yang mulai gontai, bicaranya yang mulai melantur, rambutnya yang acak-acakan seperti sapuan kuas yang tidak teratur, akuu menyaksikan dia dengan berbagai lelaki,  masing-masing membawa janji-janji kosong yang hanya sementara. Mereka datang dan pergi, sementara aku tetap di sini, merasakan setiap detik detak jantung berdebar dengan sangat kencang. Aku berusaha memahami, berusaha untuk bersikap biasa saja, namun setiap kali lelaki lain mengisinya waktunya, aku merasa seperti sebuah lukisan yang tertutup debu di gudang tua, tak ada yang peduli. Aku tahu betul bahwa aku tak bisa menghalanginya, dan dalam kesadaran itu, aku belajar untuk menerima konsekuensi sebagai bagian dari cinta yang aku miliki.

Namun, aku merasa semakin terperangkap dalam lingkaran ini. Setiap malam aku membayangkan bahkan menyaksikan dia merangkul lelaki yang datang dan pergi. Aku berusaha untuk mengabaikannya, namun tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa setiap malam aku harus merisaukan hal yang sama terus menerus. Apakah ini yang disebut cinta? Atau akankah aku hanya menjadi boneka dalam permainan yang tidak pernah aku pilih?

Di balik kecantikan dan misteri yang dia tampilkan, aku tahu ada dunia lain yang tidak pernah aku ketahui. Dunia di mana dia tidak perlu berpura-pura atau menjalani peran yang dipaksakan. Namun, di mata mereka yang datang hanya untuk memuaskan kebutuhan sesaat, dia adalah bunga ranjang, sekadar pelengkap untuk malam yang kosong. Dan aku, yang berada di sini, terjebak dalam harapan yang tak pernah terwujud, merasa seperti seorang pengamat dari luar yang hanya bisa berharap agar suatu hari nanti dia melihatku lebih dari sekadar bayangan.

Dia pernah bilang padaku, bahwa aku salah menaruh hati pada wanita sepertinya. Meskipun kata-katanya mungkin benar, aku merasa ada sesuatu yang harus ku selesaikan, apa yang telah aku mulai. Memang tragis, namun tekadku untuk menuntaskan kisah ini tetap membara. Dia juga ingin menghilang, seakan mencari pelarian dari bayang-bayang yang membebani jiwanya. Namun, aku sadar bahwa tidak ada penghilangan yang bisa menutupi jejak yang telah tertanam dalam diriku. Dia juga bilang bahwa kita tidak akan bisa bersama, dan meskipun aku tak paham maksudnya dan apa alasannya, aku tetap berusaha untuk memahami setiap ungkapan dan setiap langkah yang kuambil. Dalam pencarian yang tiada henti ini, aku tetap berdiri di persimpangan, berusaha untuk memahami arti dari setiap langkah yang kuambil dan setiap perasaan yang ku simpan. Di tengah kabut keputusasaan, aku menemukan bahwa mungkin, justru dalam keterbatasan kita mencari kebebasan sejati dalam sebuah paradoks yang hanya dapat dipahami oleh hati yang terbuka. Saat ini mungkin aku bukanlah orangnya, entahlah. Setiap detik yang berlalu membuatku merasa kehadiranmu seperti bisikan angin malam yang penuh rahasia, membawa harapan yang tak selalu jelas. Bahkan, aku sampai lupa bahwa banyak lelaki lain yang menginginkanmu, masing-masing dengan hasratnya sendiri. Aku, di tengah keragaman itu, terjebak dalam keinginan yang mungkin hanya merupakan sebuah harapan belaka yang mengajakku bertanya-tanya tentang makna sejati dari harapan dan realitas. Meski rasa ragu menggelayuti hati, bahwa suatu hari, kita akan bertemu kembali di tempat yang lebih baik. 

Yes, aku memang sudah sangat lama tidak merasakan yang namanya jatuh cinta lagi. Selama ini, rasanya aku telah meredup, terjebak dalam rutinitas dan keputusasaan yang membungkam hatiku. Namun, di dekatmu, ada sesuatu yang berbeda, seakan kamu adalah rumah yang telah lama kucari. Kecantikanmu, tingkah lucumu, bahkan perilakumu yang penuh pesona menghidupkan kembali hatiku yang lama pudar.  Apakah ini ego yang berbicara, ataukah aku benar-benar merasakan sesuatu yang lebih dalam? Entahlah, tetapi kenyamanan yang aku rasakan ketika bersamamu sangat mengesankan, seakan aku bisa membuka diriku tanpa rasa takut. Aku ingin sekali menceritakan semua cerita yang selama ini terpendam dalam jiwaku, yang sulit untuk kuungkapkan. Namun, aku juga merasa khawatir jika semua ini hanya akan menjadi perpanjangan yang tiada arti, sebuah pengharapan yang hanya akan menambah rasa sakit yang sudah ada.

Ada kalanya aku bertanya pada diri sendiri, mengapa aku bertahan dalam situasi ini? Apakah ada harapan yang tersisa atau hanya sebuah ilusi yang terus mengikatku? Cinta ini mengajarkanku untuk memahami arti kesabaran, namun pada saat yang sama, aku merasa semakin hilang dalam rasa sakit yang mendalam. Sepertinya setiap malam yang berlalu hanya menambah derita yang ada, dan aku menjadi semakin tidak berdaya untuk mengubah keadaan.

Di setiap malam yang dingin, aku sering membayangkan bagaimana dia menjalani hari-harinya di luar sana. Seringkali, aku terjebak dalam lamunan tentang dunia yang berbeda dari yang aku lihat sekarang, di mana dia tidak perlu menjadi "bunga ranjang" yang selalu siap untuk malam-malam yang penuh nafsu. Namun, realitasnya, dunia itu tidak pernah terlihat, dan aku hanya bisa menontonnya dari balik kaca yang membatasi aku dan kehidupannya yang sebenarnya.

Belakangan ini aku mencoba untuk menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan kecil untuk mengalihkan perhatian dari perasaan yang tidak mengenakan ini. Kadang aku menulis yang hanya aku sendiri yang bisa membacanya, atau menyibukkan diri dengan membaca kisah-kisah yang penuh dengan cinta tak berbalas. Namun, setiap kali aku melamun, bayang-bayangnya selalu hadir dalam pikiran ini, semuanya kembali menjadi hitam dan putih, seolah aku terperangkap dalam sebuah film yang tidak pernah aku pilih untuk dimainkan.

Aku berusaha untuk mencari makna dari semua ini, mencari alasan mengapa aku begitu terikat padanya meskipun semua petunjuk menunjukkan bahwa aku hanya akan terus terpuruk. Aku sering kali merasa seperti seorang pelayan di hadapan seorang ratu yang tak pernah melihatku. Aku tahu bahwa baginya, aku hanyalah salah satu dari banyaknya yang datang dan pergi.

Namun, di dalam labirin pikiranku yang penuh dengan kekacauan, aku tidak bisa menghindari kenyataan bahwa mungkin inilah bentuk cinta yang aku cari. Dalam setiap tatapannya yang sekilas dan setiap senyuman yang hanya untuk mereka yang sementara, aku merasa seolah aku terjebak dalam sebuah jaring yang tak bisa kulepaskan, terus-menerus terseret dalam arus yang tidak pernah berhenti. Meskipun begitu, ada sesuatu yang begitu memikat dalam penderitaan ini, seperti sebuah benang merah yang menarikku lebih dalam ke dalam ilusi yang diciptakannya.

Aku membayangkan bahwa mungkin, di luar semua pikiran yang kacau ini, ada sebuah kebenaran yang belum ku temukan. Seperti sebuah misteri yang belum terpecahkan, setiap malam aku terus menggali, berusaha mengungkap lapisan-lapisan baru dari kenyataan yang menutupi jiwaku. Aku menyadari bahwa dalam setiap detik yang aku habiskan untuk memikirkannya, aku sebenarnya sedang menciptakan sebuah cerita yang hanya ada di dalam imajinasi dan hatiku. Cerita itu, penuh dengan warna dan emosi, mungkin adalah cara aku berusaha memahami cinta yang sebenarnya.

Kadang-kadang, dalam keputusasaan, aku bertanya pada diriku sendiri, "Apakah semua ini benar-benar perlu?" Rasanya seperti aku terjebak dalam siklus yang tak berujung dari harapan dan kekecewaan, dan dalam keputusasaan itu, aku mulai merasa bahwa semua ini mungkin terlalu berlebihan. Mungkin aku terlalu membesar-besarkan rasa sakit dan penderitaan ini, mengubahnya menjadi sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang sebenarnya. Dalam kesadaran ini, aku mencoba untuk menarik napas dalam-dalam, mencari cara untuk melihat kembali semua ini dengan perspektif yang lebih tenang, dan memahami bahwa mungkin, aku hanya membesar-besarkan sesuatu yang sebenarnya bisa jadi lebih sederhana daripada yang ku bayangkan. Aku sering kali merasa bahwa aku telah mengabaikan kenyataan yang lebih sederhana: bahwa terkadang, kita hanya perlu menerima bahwa tidak semua cinta harus dikembalikan, dan tidak semua usaha harus mendapatkan hasil yang diinginkan. Aku merasa seperti segala sesuatu ini bergerak terlalu cepat, seolah terjebak dalam sebuah pusaran waktu yang tak memberi kesempatan untuk bernafas. Lagi pula dia masih menyimpan bayangan dari masa lalunya yang tragis, dan aku terperangkap dalam ketergesaan yang membuat segalanya terasa seperti mimpi yang terlalu singkat untuk dipahami

Sial, aku seperti abg yang kehilangan arag kembali menggenggam botol anggur ini. Meski sadar bahwa ini bukan solusi, aku mendapati diriku terjebak dalam kebiasaan lama, meraih anggur dengan harapan bisa melupakan sesaat kesedihan yang membayangi. Setiap tegukan terasa seperti upaya sia-sia untuk menemukan kelegaan dalam kegelapan, sementara aku tahu betul bahwa ini hanyalah pelarian yang tidak akan mengubah apa pun.

Akhirnya, aku hanya bisa mengagumi dari jauh, mencintai dalam kesunyian, dan berharap bahwa suatu hari nanti, dia akan mengerti betapa dalamnya perasaanku ini. Namun, selama itu belum terjadi, aku akan terus berdiri di sini, menjadi penonton setia dari kisah cinta yang tak pernah terbalas.

Hoaaamm,,, seperti masih banyak lagi yang ingin aku tuangkan dalam tulisan ini, namun saat ini ngantuk mulai mengalahkan diriku, esok akan aku lanjutkan. Lagi pula botol anggur yang semula penuh kini telah kosong, sama seperti harapan yang perlahan memudar. Aku tahu, di dalam hatimu, ada banyak kebaikan yang mungkin tak terungkap sepenuhnya. However, maybe as a friend, I hope kamu tidak terlalu terjebak dalam obsesi terhadap pilihanmu saat ini. Biarkanlah hidup mengalir dengan lembut, seperti pagi yang akan terbit setelah malam yang panjang. Selamat malam, semoga cahaya hari esok membawa ketenangan dan kebahagiaan yang sederhana. Iwoffyou.