-->

00:00

4 minute read


Waktu kembali ke awal, seperti aku yang berkali-kali memulai segalanya dari nol. Angka itu berdiri sunyi di layar ponselku, menyapa dengan dingin seperti malam yang enggan beranjak. Tepat di tengah malam, ketika dunia diam dan keheningan menjadi teman, aku duduk termenung. Ada sesuatu yang selalu terasa berbeda di pukul dua belas malam. Seolah waktu berhenti sejenak, memberi ruang untuk bernapas di tengah hiruk pikuk kehidupan. Mataku letih, tapi pikiranku masih liar berlarian. Pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah kujawab berbisik lembut di antara degup jantung yang semakin pelan.

Apa yang sebenarnya kucari? Aku sudah berlari begitu jauh, tapi mengapa tujuanku tetap kabur? Seperti jarum jam yang kembali ke titik awal, aku terjebak dalam lingkaran tak berujung, terus memutar tanpa tahu kapan harus berhenti. Pukul 00:00 adalah tempat di mana harapan dan kesedihan bertemu. Ia mengingatkanku pada janji-janji yang kubuat di pagi hari, tapi kucampakkan di senja. Ia mengingatkanku pada mimpi-mimpi yang dulu kugenggam erat, yang kini terasa seperti abu di antara jari.

Malam seperti ini selalu mengundang ingatan-ingatan yang tak kuundang. Bukan hanya tentang seseorang, tapi juga tentang hidup yang terus bergerak, tentang impian yang tertunda, rencana yang gagal, dan pertanyaan-pertanyaan yang belum kutemukan jawabannya. Aku teringat pada perjalanan panjang yang kutempuh selama ini, pada kegagalan yang sempat membuatku ingin menyerah, pada kesalahan yang masih menyisakan penyesalan. Namun, di balik rasa hampa itu, aku tahu ada sesuatu yang istimewa. Waktu yang berhenti di tengah malam ini memberi kesempatan untuk berpikir, untuk merasa, untuk menerima. Aku menyadari bahwa mungkin, aku tidak perlu selalu tahu ke mana arahku. Mungkin aku hanya perlu terus berjalan, meski pelan, meski sering tersesat. Segala pencapaian yang dulu terasa besar, kini tampak begitu kecil dibandingkan apa yang ada di hadapanku. Segala kegagalan yang pernah membuatku ingin menyerah, kini menjadi cerita yang bisa kuceritakan tanpa merasa terlalu sakit. Karena pada akhirnya, perjalanan ini bukan tentang seberapa jauh aku melangkah, tapi tentang bagaimana aku memahami setiap langkah yang telah kulewati.

Aku berpikir tentang waktu yang kusia-siakan, tentang ambisi yang pernah membakar semangatku, tapi perlahan redup karena dunia tak selalu ramah. Aku berpikir tentang diri sendiri, tentang semua hal yang belum kuselesaikan, dan tentang ketakutan yang sering kali menahanku untuk melangkah lebih jauh. Terkadang, aku bertanya-tanya, apakah aku sudah cukup? Apakah yang kulakukan selama ini berarti? Atau aku hanya berjalan tanpa arah, mengikuti arus tanpa benar-benar tahu ke mana tujuanku? Namun, mungkin tidak apa-apa. Tidak apa-apa merasa ragu. Tidak apa-apa tersesat. Tidak apa-apa gagal, selama aku masih mau mencoba lagi.

Betapa anehnya hidup. Kadang, kita terlalu sibuk mengejar sesuatu yang kita anggap penting, tanpa menyadari bahwa mungkin kebahagiaan bukan tentang seberapa jauh kita melangkah, tapi seberapa dalam kita benar-benar memahami diri sendiri. Aku berpikir tentang semua kesempatan yang pernah kubiarkan berlalu, semua hal yang kutakuti untuk coba, semua kata yang kutelan karena takut salah. Aku bertanya-tanya, seberapa berbeda hidupku sekarang jika aku lebih berani? Jika aku tidak terlalu banyak mempertimbangkan kemungkinan buruk dan lebih banyak percaya pada diriku sendiri?

Pukul 00:00 juga mengingatkanku pada semua orang yang pernah hadir dalam hidupku. Mereka yang datang dan pergi, mereka yang tetap tinggal, mereka yang hanya meninggalkan jejak samar. Ada yang kusyukuri, ada yang kusesali, ada yang masih menjadi misteri. Tapi pada akhirnya, mungkin hidup memang tentang menerima bahwa tidak semua orang akan tetap berjalan bersamamu. Dan itu tidak apa-apa. Waktupun terus berjalan, dan aku tahu aku tidak bisa terus terjebak di tempat yang sama. Aku tidak bisa terus menyesali hal-hal yang sudah terjadi atau takut pada hal-hal yang belum terjadi. Aku harus bergerak, entah ke mana, entah dengan cara apa. Yang penting, aku tidak diam. Dan 00:00 adalah pengingat bahwa waktu selalu memberi kesempatan untuk memulai dari awal. Bahwa meskipun hari ini penuh ketidakpastian, esok tetap datang dengan harapan baru. Aku menarik napas dalam-dalam, membiarkan udara malam yang dingin menyelinap ke paru-paruku. Jam di layar ponselku bergeser; 00:12. Hanya beberapa menit yang berlalu, tapi entah kenapa, rasanya aku telah meninggalkan sesuatu yang berat di belakang. Mungkin benar, waktu tidak menyembuhkan segalanya. Tapi waktu memberi kesempatan untuk mencoba lagi, berkali-kali, sampai aku siap.

Angin sudah semakin kencang. Dingin merayapi kulit, membawa serta sisa-sisa pikiran yang masih berserakan. Aku menghabiskan tegukan terakhir kopi yang mulai dingin, membiarkan rasa pahitnya melebur di lidah. Asap rokok yang tadi menari pelan kini redup dalam kepulan terakhir, padam bersama renungan yang tak perlu lagi diperpanjang. Aku bangkit, merapatkan jaket, melangkah pergi. Malam masih panjang, tapi aku tahu, saatnya pulang.

<meta content='Mon, 14 Apr 2025 04:46:04 GMT' http-equiv='Expires'/>